Minggu, 25 November 2012

Manusia Besi di Singapura

Bennett, "Manusia Besi" Singapura


Manusia Besi Daniel Bennett (Singapura/kanan)
TERKAIT
  • Indonesia-Malaysia Bersaing di Lapak Souvenir
  • Indonesia, Ancaman Utama Malaysia
  • Safee Tak Peduli Ambisi Pribadi
Seakan tak lekang ditelan zaman. Pepatah itulah yang tepat disematkan bagi bek andalan Singapura, Sbg Manusia Besi Daniel Bennett.

Pria berusia 34 tahun itu masih jadi andalan The Lions, sebutan timnas Singapura.

Pelatih Raddy Avramovic mencoba memasukkan sejumlah pemain muda, namun juga tak melupakan kiprah dua partner veteran Bennett, striker Alesandar Duric (42) dan gelandang Mustafic Fahruddin (31).

"Ini tim baru dan banyak pemain anyar, jadi semuanya tergantung seberapa besar kami dapat saling beradaptasi," tegas Bennett di situs resmi Piala AFF, Sabtu (24/11/2012).

Bennett telah tampil dalam 115 laga internasional bersama Singapura, sejak menjalani debut pada Desember 2002. Ia jadi bagian sentral Singapura, saat merebut dua tital kampiun Piala AFF 2004 dan 2007. Gol pembuka laga final ke gawang Indonesia masih dikenang banyak orang hingga kini. Bennett melesakkan bola dari jarak 30 meter.

"Aku senang bertahan demikian lama. Aku telah bermain dalam enam turnamen ini, tapi penyelenggara kemudian memutuskan menghelatnya dua tahun sekali dan aku yakin banyak pemain dari negara lain juga tampil dalam jumlah partsipasi yang sama. Aku senang dipercaya dalam sekian banyak turnamen," ucap Bennett.

Kali ini, ia masih menikmati perannya sebagai ikon Singapura, dalam partisipasi keenam sepanjang turnamen Piala AFF dan Piala Tiger.

"Kalau aku sudah bermain lima turnamen dan tak pernah memenanginya, semestinya aku tak tahu apa tujuan turnamen itu. Tapi, karena telah memenangi dua kali, perasaan itu yang tak akan pernah terlupakan dan melakukannya lagi adalah sesuatu yang luar biasa," tandas Bennett.

Dua laga awal Singapura terhitung berat, melawan juara bertahan Malaysia dan runner-up Indonesia. Laga permulaan adalah penting, itu yang dipahami Bennett.

"Kalau bisa lolos dari grup ini, apa pun bisa terjadi. Dua partai pertama selalu berat, tapi kalau bisa mendapatkan hasil bagus, Anda akan lolos. Kalau kami dapat melakukannya, kami berpeluang lolos terus dan memenangi trofi," sebut Bennett.
Optimisme yang tak pernah berubah dari dulu hingga sekarang. Bennett memang "Manusia Besi" Singapura. Sikap dan kepemimpinannya tak lekang sedikit pun ditelan usia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar